PARIWARA

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

OK

Selasa, Oktober 03, 2006

Basis Pembangunan Ekonomi Berdasarkan pada Perkembangan Agribisnis dan Agroindustri

Peletakan dasar pembangunan ekonomi yang resource based, berakar pada ekonomi rakyat dan memenuhi prasyarat-prasyarat prioritas sektoral adalah pembangunan agribisnis dan agroindustri yang tangguh, yang dalam jangka pendek diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan dalam jangka panjang untuk pelaksanaan ekspor dan perolehan devisa. Sektor tersebut disamping berbasis domesticre sources juga sangat strategis untuk dikembangkan dengan dukungan alamiah yang sangat relevan, sehingga bidang tersebut sangat strategis untuk dijadikan basis pembangunan industri dan ekonomi nasional secara konsisten dan konsekuen.

Alasan-alasan lain dari pentingnya komitmen yang kuat secara nasional terhadap pengembangan agribisnis dan agroindustri :
a. Sektor agribisnis dan agroindustri merupakan sektor yang paling banyak manampung pengusaha kecil, menengah dan koperasi, sehingga untuk memperkuat pemberdayaan kinerja UKM dan Koperasi diperlukan perhatian serius dalam pengembangan sektor tersebut.

b. Sektor tersebut merupakan basis utama matapencaharian sekitar 80% penduduk Indonesia, sehingga dalam mengatasi kemiskinan massal (diperkirakan berjumlah 100 juta orang pada akhir tahun 1998) diperlukan pengembangan dan keberpihakan yang sangat serius pada sektor tersebut.

c. Sektor tersebut merupakan upaya pembelajaran kewirausahaan sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga diharapkan agribisnis dan agroindustri akan tumbuh secara alamiah di masa-masa yang akan datang dengan dukungan lingkungan usaha dan kebijakan yang relevan.

d. Sektor tersebut sangat peka terhadap masalah ekonomi, sosial, politik, dan hankam, sehingga disamping memiliki nilai bisnis yang tinggi juga memiliki nilai politis yang sangat besar. Kestabilan nasional hanya dapat terjamin jika Indonesia memiliki kemantapan dalam sektor agribisnis dan agroindustri, yang mampu menyediakan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

e. Sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif karena berbasis pada sumberdaya domestik, sehingga pengembangannya akan memiliki dampak pada efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya domestik yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

f. Pengembangan sektor tersebut dapat diarahkan pada pemanfaatan teknologi tepat guna yang dihasilkan oleh para teknolog dan rekayasawan Indonesia, sehingga dapat mencapai keunggulan kompetitif yang tinggi, terutama dalam era perdagangan global.

g. Sektor tersebut akan mempercepat tujuan pemerataan hasil-hasil pembangunan nasional, yang selanjutnya mempercepat pemerataan kesejahteraan rakyat.

h. Sektor tersebut dapat diusahakan dengan berbagai tingkat skala usaha, walaupun sebagian besar dapat mencapai optimasi pada skala kecil atau menengah. Dengan demikian, efisiensi dan efektivitas yang menjadi parameter utama pencapaian keunggulan bersaing dapat segera terpenuhi.

i. Resiko produksi, resiko produk, dan resiko pasar sudah dapat dikendalikan, sehingga terdapat jaminan usaha yang berkelanjutan.

Adapun prasyarat normatif khususnya agar kegiatan agribisnis dapat tumbuh dan berkembang adalah:
a. Berbasis pada potensi sumberdaya lokal sehingga dapat dijadikan keunggulan komparatif. Apabila sumberdaya berasal dari luar daerah, maka Kawasan Sentra Produksi di daerah tersebut harus mempunyai nilai tambah melalui rekayasa proses dan produk.

b. Memiliki pasar lokal atau domestik yang besar dan mempunyai peluang yang baik untuk diekspor. Dalam rangka meraih devisa, fokus pada Kawasan Sentra Produksi harus diarahkan ke pasar ekspor.

c. Menghasilkan keragaman usaha yang besar serta menunjang berbagai kegiatan ekonomi lainnya, sehingga mampu mendorong perekonomian wilayah.

d. Memiliki dukungan sumberdaya manusia yang baik serta ditunjang oleh hasil penelitian serta pengembangan yang tepat sasaran, selain dukungan finansial yang cukup.

e. Memilki kelayakan ekonomi dan finansial agar terciptanya kelestarian usaha sehingga dapat tetap bertahan, bahkan untuk terus berkembang secara berkelanjutan.

Kebijakan yang dapat ditempuh oleh pihak-pihak terkait dalam pengembangan agribisnis, yaitu:
a. Mengembangkan agribisnis yang berorientasi global dengan memanfaatkan sumberdaya lokal.

b. Memantapkan sentra-sentra produksi yang sudah ada dan penumbuhan sentra-sentra produksi baru yang lebih efisien.

c. Mewujudkan pertanian yang modern.

Tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan kewirausahaan agribisnis pada masa saat ini adalah :
a. Adanya surplus produksi untuk beberapa komoditi.
b. Kepemilikan luas lahan pertanian oleh petani semakin kecil sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk di pedesaan.
c. Perkembangan globalisasi perekonomian yang terus bergulir.
d. Adanya keterbatasan dalam ketersedian sumberdaya manusia.
e. Adanya keterbatasan teknologi yang secara khusus dikembangkan untuk kegiatan agribisnis.
f. Infrastruktur dan kelembagaan yang sekarang belum memberikan tunjangan yang optimal bagi pengembangan agribisnis.
g. Adanya kendala dari sosial, budaya, dan politik dalam rangka pengembangan kewirausahaan agribisnis.

Sasaran program pengembangan kewirausahaan agribisnis adalah :
a. Meningkatkan produktivitas, kualitas, dan produksi komoditas pertanian.
b. Meningkatkan volume ekspor hasil pertanian.
c. Meningkatnya kesempatan kerja produktif di pedesaan.
d. Berkembangnya berbagai kegiatan usaha berbasis pertanian dengan wawasan agribisnis.
e. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan investasi swasta dalam pengembangan agribisnis.
f. Terpiliharanya produktivitas sumberdaya alam, berkembangnya usaha pertanian konversi, dan terjaganya kualitas lingkungan hidup.


Sumber :

Gumbira-Sa'id dan A. Harizt Intan, 1998. Reorientasi Pembangunan Ekonomi Reorientasi Pembangunan Ekonomi Indonesia dalam Era Reformasi : Indonesia dalam Era Reformasi : Peranan Sektor Agribisnis dan Peranan Sektor Agribisnis dan Agroindustri. Majalah Usahawan No. 10 Tahun XXVII Oktober 1998.

Gumbira-Sa’id, 2000. Peluang dan Prospek Usaha di Bidang Agribisnis. Magister Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Harun Al Rasjid, 2003. Materi Kuliah Masalah Khusus Usahatani. Bidang Kajian Umum Ilmu Ekonomi Perusahaan Pertanian Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung.