Skala usaha dalam suatu sistem usaha tani dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain dari investasi, biaya tetap, biaya variabel, total nilai penjualan, luas areal tanam, dan jumlah satuan ternak. Perhitungan biaya setiap luasan areal tanam atau satuan ternak dapat dilakukan untuk melihat perbedaan efisiensi di antara petani yang mengusahakan komoditas serupa.
Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan petani pada saat memulai usahanya dan yang akan dikeluarkan kembali pada saat atau usia ekonomis investasi tersebut telah habis. Termasuk dalam biaya investasi adalah tanah, bangunan, mesin, bibit ternak, dan peralatan tidak habis pakai.
Biaya tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani atau peternak dan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dalam suatu siklus produksi, misalnya biaya kandang, peralatan, perbaikan, depresiasi, dan upah manajer.
Biaya operasional atau biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan produksi, seperti biaya pakan konsentrat, hijauan, mineral, obat-obatan, serta tenaga pemelihara atau buruh. Total nilai penjualan biasanya dihitung setiap tahun dan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Cara seperti ini dilakukan di negara yang sudah maju dan digunakan juga untuk mengelompokkan skala usaha kecil, menengah, dan besar.
Skala usaha juga dapat diukur dengan melihat luas areal yang diusahakan oleh petani atau satuan ternak yang dimiliki peternak. Dalam sistem usaha yang terintegrasi, kombinasi komponen usaha tani tersebut menentukan besarnya usaha.
Pendekatan titik impas dapat digunakan untuk menentukan skala usaha. Secara umum, karena adanya respons petani terhadap tingkat risiko usaha yang dihadapi, maka skala usaha dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh dengan cara menjabarkan berbagai prasyarat teknis maupun ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap keuntungan tersebut. Untuk itu, skala usaha dapat dilihat dari pendekatan titik impas.
Variasi tingkat keuntungan, volume produksi, dan persentase perubahannya dapat dilakukan melalui analisis kepekaan (sensitivity analyses) pada berbagai tingkat yang dikehendaki, sehingga dapat diketahui skala produksi yang dikehendaki serta berbagai konsekuensinya. Usaha tani terpadu tanaman dan ternak akan berhasil bila mempertimbangkan aspek keberlanjutan, ramah lingkungan, serta secara sosial dan politis dapat diterima masyarakat.
Oleh karena itu, penerapan sistem ini akan bervariasi pada setiap wilayah, bergantung pada kondisi geografis, ekologis, dan sosial ekonomi masyarakat setempat dalam hal jenis ternak, sistem budi daya, perkandangan, maupun komponen teknologi lainnya (Diwyanto et al. 2002).
Sumber : Tjeppy D. Soedjana, Jurnal Litbang Pertanian, 26(2), 2007
Sangat Edukatif...!
BalasHapusSalam Sukses...
BalasHapusMantab gan,,,,
mau dong pasang iklan kalau boleh... hubungi kami via email:
pengelola@mitrabibit.com
Kami tawarkan budidaya pohon gaharu…Beli bibit gaharu…jika satu pohon setelah 7 – 8 tahun dapatkan puluhan juta rupiah per kilogram dg kualitas istimewa.. Dapatkan bibit gaharu 1 paket isi 110 pohon, tinggi 17-20 cm , harga per paket 400.000 rupiah sudah termasuk ongkos kirim. Apakah ini mahal?? Sangat murah jika dibandingkan dengan harga gubal gaharu yang saat ini sangat spektakuler. Kami bukan sekedar jualan bibit tapi menjalin kerjasama dengan calon petani gaharu yang membeli bibit ke kami dengan cara memberikan subsidi inokulan 75%…dan hasil gubalnya di jamin di beli oleh perusahaan kami. Rasanya belum lengkap kebun atau lahan anda jika belum ada pohon gaharu bertengger didalamnya. Tunggu apalagi segera investasikan uang anda untuk masa depan yang lebih baik.Siap kirim ke seluruh pelosok nusantara. Hubungi Suwarto Banjarnegara Jawa Tengah 085227348404
BalasHapus